Perekonomian Mandiri Pesantren

Dari pengalaman kami selama berinteraksi dengan beberapa pondok pesantren, panti sosial, dan berbagai kegiatan sosial keagamaan yang sangat mulia lainnya. Perhatian kami tertuju kepada perihal kesejahteraan ustadz/ustadzah/pengelola pesantren, kesejahteraan para santri, atau kesejahteraan pesantren secara keseluruhan.

Sering kami lihat kehidupan di pondok pesantren selalu berlangsung dengan “sangat sederhana” atau bahkan mungkin bisa dikatakan kurang layak. Bangunan fisik/infrastruktur pondok pesantren/panti asuhan sangat sederhana atau bahkan mungkin bisa dikatakan kurang layak. Sederhana adalah baik dan dianjurkan, tapi di bawah ambang batas kelayakan adalah sebisa mungkin dihindari. Sederhana yang baik adalah bila kita memang mampu berlebih atau bahkan berkelimpahan, namun tetap bersikap sederhana, secukupnya, dan memberikan selebihnya. Namun “kesederhanaan” yang di bawah batas kelayakan, sebisa mungkin harus kita usahakan tidak terjadi.

Kami berusaha tidak sembarangan dalam menyampaikan hal ini : di bawah batas kelayakan, kami benar-benar berdasar data/kenyataan di lapangan, dan dibandingkan dengan standar kelayakan yang ada. Misal : dapur yang sangat sempit, terbuka (lalat dan kuman lain bebas keluar masuk), sanitasi, drainasi, pembuangan limbah yang kadang asal, kamar tidur tanpa alas yang memadai, dsb.

Kesejahteraan para ustadz/ustadzah, karyawan, pengelola, dan lainnya, yang sangat minim, bahkan di bawah ambang batas kelayakan. Kami juga tidak asal dalam menyampaikan hal ini : di bawah batas kelayakan. Hal ini jelas terlihat dari nominal gaji yang diberikan, fasilitas, dll. Secara nyata hal ini juga bisa terlihat dari fasilitas yang dimiliki/digunakan oleh para pengelola yang mulia ini (fisik rumah, kendaraan, dsb). Padahal mereka adalah para pendidik dan pengelola yang seharusnya kita muliakan. Memuliakan mereka (para pendidik) juga termasuk salah satu adab dalam menuntut ilmu. Bila adabnya tidak kita perhatikan, kualitas hasil pendidikan juga bisa jadi tidak optimal. Memikirkan kesejahteraan mereka, dalam usaha memuliakan mereka, bisa jadi adab yang benar yang juga semoga bisa menjadikan kualitas pendidikan yang baik.

Kesejahteraan para santri/anak asuh yang memprihatinkan, bahkan terkadang bisa dikatakan berada di bawah ambang batas kelayakan. Kami juga tidak asal dalam menyampaikan hal ini : di bawah batas kelayakan. Kita bisa melihat menu makanan, kuantitas dan kualitasnya. Variasi makanan dan kualitasnya (sayur/lauk segar atau tidak segar), minumannya, kamar mandinya, kamar tidurnya, dsb. Padahal mereka inilah generasi penerus bangsa yang sangat kita harapkan. Memikirkan kesejahteraan mereka, dalam rangka meningkatkannya, bisa menjadi fasilitas yang diperlukan agar proses menimba ilmu, dan perkembangan mereka (peningkatan kualitas) secara keseluruhan berjalan dengan baik dan hasilnya optimal, sehingga kelak mereka bisa menjadi generasi penerus yang berkualitas.

Untuk meningkatkan kesejahteraan itu semua, memang membutuhkan biaya yang besar. Biaya operasional pondok pesantren/panti asuhan/institusi pendidikan/lainnya sangatlah besar, karena mengelola orang (santri, murid, anak asuh, guru, karyawan, dll) berjumlah besar. Hal ini tidak menjadi masalah di institusi-institusi yang menangani kelas menengah ke atas, kita bisa membuat kebijakan biaya sekolah/nyantri yang cukup tinggi, sehingga dikalikan jumlah siswa/santri, akan terkumpul dana yang besar dan mencukupi. Namun, di institusi-institusi yang menangani kelas bawah, kita tidak bisa menetapkan biaya sekolah (SPP)/nyantri yang tinggi, bahkan terkadang dengan biaya yang rendah atau bahkan sangat rendah pun, masih banyak yang merasa berat. Tapi di masa sekarang, kelas ini yang paling butuh ditangani/dikelola, proporsi jumlah mereka (masyarakat kelas ekonomi bawah) juga paling banyak. Barangkali sudah banyak yang menangani mereka (kelas bawah), tetapi yang menangani dengan kualitas tinggi sepertinya belum banyak.

PEREKONOMIAN MANDIRI PESANTREN adalah solusi ideal menurut kami.

Pondok pesantren, panti asuhan, sekolah-sekolah, dan institusi/lembaga amal yang lain sebaiknya memiliki bisnis/unit-unit usaha, yang hasilnya untuk menghidupi/support biaya operasional pesantren. Kami berharap, prioritas awal adalah pada kesejahteraan para ustadz/ustadzah dan pengelola. Kemudian, bila dana masih tersedia, bisa mengarah ke sarana-prasarana (pengadaan alat peraga pendidikan yang berkualitas), maupun fisik/infrastruktur (perbaikan bangunan fisik, sanitasi, hygiene, dll), perbaikan gizi (menu makanan) para santri, dll.

Untuk itu, bisnis/unit usaha pesantren juga harus di kaliber yang sesuai (mencukupi), kaliber besar (bukan lagi bisnis kecil-kecilan), semisal : supermarket, restoran, tour and travel, katering, hotel, dsb. Mari kita pikirkan dan wujudkan bersama.

Kami pribadi memiliki idealisme : amal usaha ini, adalah dari umat (dana digalang dari umat – paling tidak, dana yang dibutuhkan untuk modal awal), dikelola oleh umat bersama pihak yang bersangkutan (yayasan/pesantren/panti asuhan) – yang dibimbing oleh relawan pengusaha yang sudah sukses dan berkelimpahan (sehingga tidak lagi mengharapkan materi dari sini), dan hasilnya sepenuhnya untuk pihak pesantren. Oleh karena itu, idealisme kami : gerakan ini pada awalnya dimulai oleh para relawan yang merupakan pengusaha sukses dan sudah berkelimpahan secara materi, bahkan kalau bisa yang bisnisnya sudah mempunyai sistem yang sudah berjalan dengan baik, sehingga mereka memiliki waktu, dan tidak mengharap imbal balik materi dari kegiatan ini (para hamba Allah, mukmin yang ikhlash, semata mencari ridho Allah, berharap imbal balik berupa pahala amal jariyah), serta dengan pengalaman nyata mereka yang sudah teruji dan terbukti sukses, akan sangat bermanfaat dalam mengelola/membina program ini (perekonomian mandiri pesantren). Namun ini kondisi ideal yang kami dambakan, pun realisasinya tidak seperti ini (ada porsi imbal balik berupa materi/bagi hasil) barangkali juga tidak mengapa, asalkan tentunya proporsi bagi hasil yang untuk pengelola ini sangat kecil (hampir 100 % untuk pihak yayasan/pesantren).

Namun semua karyawan yang terlibat dalam pengelolaan bisnis ini adalah profesional dan digaji, bahkan kalau bisa, gajinya cukup tinggi. Pengelola bisnis ini sebisa mungkin terpisah dari pengelolaan pesantren/sekolah, menjadi suatu divisi usaha, yang terpisah dari divisi pesantren/sekolah, namun di bawah yayasan.

Saat ini, kami sedang berusaha memulai hal ini di Yayasan As-Sakinah Yogya (PAUD/TKIT Yaa Bunayya – SDIT/SMI/Pondok Pesantren Hidayatullah). Bisa dilihat di bagian “ Modal untuk Perekonomian Mandiri Pesantren ” dalam kategori “ PELUANG AMAL ” di website ini. Mari kita dukung apa yang sedang kami mulai ini. Kami sangat berharap, proyek ini (perekonomian mandiri pesantren yang sedang kami rintis ini) sukses besar sehingga dapat menjadi percontohan bagi yang lainnya. Hidayatullah memiliki puluhan cabang se-Indonesia. Bila program ini sukses, semoga bisa diterapkan/diadopsi juga di cabang-cabang lain se-Indonesia. Dan setelah itu, semoga bisa diterapkan (menjadi percontohan) juga bagi pesantren-pesantren, ormas, sekolah, lembaga-lembaga amal lain, dan menjadi amal jariyah bagi kita semua, aamiin …

Cita-cita ini kami sampaikan di sini sejak dini,

  • Apabila di antara para pembaca ada yang setuju dengan ide ini, mari kita dukung, mari berkontribusi, mari bersinergi saling menguatkan, mari bersama kita persiapkan sejak dini.
  • Sebagai sosialisasi awal, agar bila ada di antara pembaca yang kelak berniat menjadi donatur, bisa bersiap-siap sejak dini, bisa mulai berkomunikasi dengan kami.
  • Agar bisa di-share/dibagikan kepada yang sekiranya menganggap ini sebagai ide yang baik, untuk bisa mendukung, mendoakan, bahkan ikut berkontribusi.

… وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ …

“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran …” [Q. S. 5. Al-Maa’idah : 2]

Mohon doa agar cita-cita ini bisa terealisasi dan berjalan dengan baik sepenuhnya dalam ridho, naungan, dan pertolongan Allah SWT, aamiin.

Untuk komunikasi lebih lanjut, silahkan menghubungi kami di contact yang ada di bagian ” MY BIODATA ” dari website ini.

Terimakasih atas waktu dan perhatiannya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.