BEASISWA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kita sering melihat sangat banyak beasiswa, terutama untuk S-2 ke atas (jenjang pasca-sarjana), terlebih lagi beasiswa ke luar negeri, banyak diterima oleh orang-orang mampu, yang menurut penilaian saya, penghidupannya sudah jauh lebih dari cukup (dosen mapan, dokter, pejabat, dsb). Memang, tipe beasiswanya tersebut adalah beasiswa prestasi, bukan beasiswa bagi yang tidak mampu, akan tetapi, apa iya, ujung-ujungnya, sumber dana beasiswa tersebut apa tidak mengurangi porsi beasiswa bagi yang tidak mampu ?

Di sisi lain, kami punya sahabat yang mengasuh suatu pondok pesantren + sekolah gratis. Hampir semua santrinya berlatarbelakang sangat-sangat minus (yatim-piatu, dhuafa, broken-home, dsb), yang Alhamdulillaah mereka (sekarang berjumlah sekitar 400 orang dari tingkatan SD sampai SMA) merasa sangat terbantu dengan pendidikan gratis bagi mereka – walaupun dengan fasilitas sangat minim (makan 2x sehari dengan lauk seadanya).

Sehingga izinkan penulis menyampaikan pemikiran :

1. Bagaimana kalo pihak-pihak yang sudah lebih dari cukup dan diperkirakan mampu untuk membiayai pendidikannya sendiri, TIDAK berusaha mendapatkan beasiswa – meskipun tersedia, melainkan berusaha membiayai sekolahnya sendiri ? Sehingga, walaupun beasiswa tersedia, barangkali nantinya bisa dialokasikan menuju proporsi yang lebih optimal. Sebagai pertimbangan, menurut perkiraan kasar kami, 1 beasiswa tingkat pascasarjana di luar negeri (akan menghabiskan dana ratusan juta rupiah), dapat digunakan untuk membiayai pendidikan tingkat dasar untuk lebih dari 100 orang ! Pendidikan dasar urgensinya juga lebih darurat dibanding pendidikan level pascasarjana. InsyaaAllaah, jika kita bertekad membiayai pendidikan pasca sarjana sendiri, kita akan “termampukan” untuk membiayainya.

2. Apabila kita tetap mengambil beasiswa yang mahal itu (pasca sarjana / di luar negeri), silahkan, tetapi kita tanamkan jauh ke dalam hati kita (berikrar/janji dalam hati) bahwa : kita HARUS menolong lebih dari 100 orang (mementaskan lebih dari 100 orang), paling tidak !

“Let’s make this life a better life to live, stop to take, learn to give. Stop to hate, learn to forgive”. Fastabiqul khoirot !

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *